旧友


Miss(ing)

214

2 tahun telah berlalu, 
2 tahun penuh keluh kesah dan rindu



Hiruk pikuk di kota yang tak pernah tidur sangat terasa diwilayah ini. Arloji merah muda di pergelangan tangan kiri seorang gadis muda menunjukkan angka 12 yang berarti waktu istirahat siangnya baru saja dimulai. Ia kemudian melirik kalender dimeja kerjanya. Gadis ini ingat betul ada apa di hari itu, dan juga apa yang akan dia lakukan sore nanti seperti kebiasaannya ditahun tahun sebelumnya.

Tubuhnya bangkit, kakinya melangkah keluar ruangan poli anak menuju ke arah luar rumah sakit. Ia bergerak menuju ke salah satu tempat makan favoritnya di sekitar Taman Ueno. Hanya butuh 10 menit untuk sampai dan duduk di tempat favoritnya -bangku didekat jendela dengan view langsung pohon sakura.

Tangannya mengacung, memanggil pelayan kemudian memesan pesanannya. Setelah hampir 45 menit ia menyelesaikan makan siangnya, gadis ini langsung melangkah keluar dan berjalan santai untuk kembali ke rumah sakit.

Seperti biasa, Taman Ueno memang langganan kerumunan orang saat jam makan siang seperti ini, seberapa santaipun gadis ini melangkah, tetap saja kerumunan orang tetap menjebaknya. Ia berusaha tetap konsisten dan tidak terburu buru sembari celingak celinguk menikmati cuaca yang sedikit lebih hangat hari ini.

"Hey!" tiba tiba saja suara seseorang terdengar ditelinganya.

Gadis ini berfikir panggilan umum seperti itu kemungkinan besar bukan dipentukkan untuk dia, terutama mengingat kegiatannya hari ini hanya diisi oleh dirinya sendiri, entah karena ingin menyamankan diri atau mendalami rindu yang singgah sejak pagi.

"Pinky, hey!"

Tunggu, bukankah itu panggilan gadis ini saat sekolah menengah? Siapa gerangan sosok yang memanggilnya?

Gadis ini menoleh kebelakang atau tepatnya ke asal suara yang ia dengar. Dan voilà, seorang pria tengah tersenyum dan melambaikan salah satu tangan kearahnya.

"Masih ingat dengan ku?"

Sang gadis sedikit terbelalak dan kaget, senyumnya sedikit dipaksakan karena canggung.

"Ah, aku tak menyangka kau juga disini."

Gadis itu menjawab seadanya, sekalipun diotak berbagai pikiran berseliweran seenaknya. Ia hanya membubuhkan senyum setulus mungkin, agar kesan kalimatnya tidak terlalu basa basi, tapi bukankah hampir kebanyakan orang orang negara ini suka berbasa-basi?

Pemilik surai merah muda ini kemudian menyadari bahwa pria yang memanggilnya tadi tiba tiba saja sudah raib tanpa jejak. Siapa dia sebenarnya? Sesosok jin kah? Pria macam apa dia sampai seenaknya saja muncul dan menghilang begitu?

Langkah gadis ini berlanjut menuju rumah sakit, rasanya sekarang dia butuh psikiater karena banyak sekelumit pikiran yang datang silih berganti memenuhi kepala merah mudanya. Ia bergumam sepanjang jalan, atau lebih tepatnya berusaha mengingat siapa tuan yang tadi memanggilnya dengan panggilan itu

"Dia salah satu temanku-..." gumamannya berhenti berbarengan dengan langkahnya.

"Oh!" sebuah 'folder' lama bagai baru ditemukan didalam memori 'komputer'nya.

"Dia..."














Part of Missing Project

Komentar